Kamis, 26 Juli 2018

Hasil Suara Pilkada 2018 di Kalimantan Barat

Pada pilkada serentak yang digelar 27 Juni 2018 kemarin, Kalimantan Barat turut ikut meramaikannya. Sebanyak empat pilbup dan satu pilwako, serta pilgub telah dilaksanakan dan juga telah diumumkan hasilnya. Berikut ini hasil perolehan suaranya.









Dari enam pilkada, empat di antaranya dimenangkan calon dengan suara mutlak, yakni:
  • Muda Mahendrawan dan Sujiwo, memenangkan Pilbup Kubu Raya dengan 70,2% suara;
  • Edi Rusdi Kamtono dan Bahasan, memenangkan Pilwako Pontianak dengan 63,9% suara;
  • Paolus Hadi dan Yohanes Ontot, memenangkan Pilbup Sanggau dengan 57,1% suara; dan
  • Sutarmidji dan Ria Norsan, memenangkan Pilgub Kalbar dengan 51,55% suara.

Hanya terdapat satu gugatan ke MK pada pilkada di Kalbar tahun ini, yakni pada Pilbup Sanggau oleh paslon Yansen Akun Effendi dan Fransiskus Ason. Namun gugatannya dinyatakan "tidak dapat diterima" oleh MK karena selisih suaranya melebihi batas maksimal yang ditentukan oleh UU.

Rabu, 25 Juli 2018

Hasil Suara Pilkada 2018 di Sumatera Selatan

Pada Pilkada Serentak 27 Juni 2018 kemarin, terdapat 10 pilkada yang diselenggarakan di Sumatera Selatan, yang terdiri dari 1 pilgub, 5 pilbup, dan 4 pilwako. Berikut ini hasil perolehan suara berdasarkan rekapitulasi oleh masing-masing KPU daerah.













Dari 10 pilkada, hanya di tiga pilkada yang dimenangkan calon dengan suara mutlak lebih 50%, yakni di:
  • Pilwako Prabumulih, dimenangkan Ridho Yahya dan Andriansyah Fikri dengan 79,3% suara;
  • Pilbup Empat Lawang, dimenangkan Joncik Muhammad dan Yulius Maulana dengan 60,3% suara; dan
  • Pilwako Lubuklinggau, dimenangkan S.N. Prana Putra Sohe dan Sulaiman Kohar dengan 56,2% suara;
Sementara calon yang menang dengan tingkat persentase terendah adalah Alpian Maskoni dan M. Fadli di Pilwako Pagar Alam dengan perolehan 27,8% suara.


Dari partai pengusung peserta pilkada, tingkat kemenangan partai di pilkada di Sumatera Selatan sebagai berikut:
  • Partai Demokrat menang di 8 pilkada (OKI, Muara Enim, Lahat, Banyuasin, Empat Lawang, Palembang, Lubuklinggau, dan Prabumulih);
  • Partai NasDem menang di 7 pilkada (Pilgub Sumsel, OKI, Lahat, Banyuasin, Pagar Alam, Lubuklinggau, dan Prabumulih)
  • PKB menang di 7 pilkada (OKI, Muara Enim, Empat Lawang, Palembang, Pagar Alam, Lubuklinggau, dan Prabumulih);
  • PAN menang di 5 pilkada (Pilgub Sumsel, OKI, Empat Lawang, Palembag, dan Prabumulih);
  • Partai Hanura menang di 5 pilkada (Pilgub Sumsel, Muara Enim, Lahat, Lubuklinggau, dan Prabumulih);
  • PDI Perjuangan menang di 4 pilkada (Banyuasin, Empat Lawang, Palembang, dan Prabumulih);
  • PBB menang di 4 pilkada (OKI, Palembang, Lubuklinggau, dan Prabumulih);
  • PPP menang di 3 pilkada (Banyuasin, Empat Lawang, dan Prabumulih);
  • Partai Golkar menang di 2 pilkada (Lubuklinggau dan Prabumulih);
  • Partai Gerindra menang di 2 pilkada (Banyuasin dan Lubuklinggau);
  • PKP Indonesia menang di 2 pilkada (Empat Lawang dan Prabumulih); dan
  • PKS menang di 1 pilkada (Lubuklinggau).

Namun jika berdasarkan asal partai calon terpilih, konstelasi partai pemenang pilkada berubah, yakni sebagai berikut:
  • Partai Demokrat memenangkan 4 kadernya: 2 sebagai bupati di Muara Enim dan Lahat, dan 2 sebagai walikota di Palembang dan Lubuklinggau.
  • PDI Perjuangan memenagkan 4 kadernya: 1 sebagai bupati di Banyuasin, 1 sebagai wakil bupati di Empat Lawang, dan 2 sebagai wakil walikota di Palembang dan Prabumulih.
  • PAN memenangan 2 kadernya sebagai bupati di OKI dan Empat Lawang.
  • Partai NasDem memenangan 2 kadernya sebagai gubernur di Sumsel dan wakil walikota di Pagar Alam.
  • PKB memenangan 2 kadernya sebagai walikota di Pagar Alam dan wakil bupati di Muara Enim.
  • Partai Gerindra memenangkan seorang kadernya sebagai wakil bupati di Banyuasin.

Tingkat golput tertinggi diraih oleh Pilwako Palembang sebesar 32,9%, diikuti Pilgub Sumsel sebesar 30,8%; sementara tingkat golput terendah diraih Pilwako Pagar Alam sebesar 17,6%, diikuti Pilbup OKI sebesar 24,9%.

Terdapat empat pilkada yang sejatinya dimenangkan oleh golput, artinya jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya lebih banyak dibandingkan jumlah suara yang diraih calon terpilih. Keempat pilkada itu adalah Pilgub Sumsel, Pilbup Muara Enim, Pilbup Banyuasin, dan Pilwako Palembang.

Terdapat empat pilkada yang digugat ke MK, yakni:

  • Pilgub Sumsel, digugat oleh Dodi Reza dan Giri Kiemas; dinyatakan "tidak dapat diterima" oleh MK karena selisih perolehan suara melebihi batas maksimal.
  • Pilbup Lahat, digugat oleh Bursah Zarnubi dan Parhan Reza; dinyatakan "tidak dapat diterima" oleh MK karena selisih perolehan suara melebihi batas maksimal.
  • Pilbup Banyuasin, digugat oleh paslon Arkoni dan Azwar Hamid; dinyatakan "tidak dapat diterima" oleh MK karena permohonan telah melewati batas tenggang waktu alias telat datang.
  • Pilwako Palembang, digugat oleh paslon Sarimuda dan Abdul Rozak; dinyatakan "tidak dapat diterima" oleh MK karena permohonan telah melewati batas tenggang waktu alias telat datang.

Senin, 23 Juli 2018

Hasil Suara Pilgub 2018

Tujuh belas provinsi telah menyelenggarakan pilgub serentak pada 27 Juni 2018 lalu. Perolehan suara pun telah direkap dan diumumkan oleh KPU masing-masing provinsi. Berikut ini hasil perolehan suara di 17 pilgub serentak 2018.


















Pilgub Maluku Utara awalnya dimenangkan oleh pasangan Ahmad Hidayat Mus dan Rivai Umar. Namun setelah digugat, MK memerintahkan pemungutan suara ulang di enam desa dan dua kecamatan, yang kemudian dilaksanakan pada 17 Oktober 2018. Hasil akhir setelah pemungutan suara menampilkan pasangan Abdul Gani Kasuba dan Al Yasin Ali sebagai pemenang pilgub, dengan perbandingan perolehan suaranya sebagai berikut.




Dari 17 calon, terdapat enam calon yang menang mutlak lebih dari 50% suara.
  • Lukas Enembe dan Klemen Tinal di Papua dengan 67,5% suara;
  • Ganjar Pranowo dan Taj Yasin di Jateng dengan 58,8% suara;
  • I Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati di Bali dengan 57,7% suara;
  • Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah di Sumut dengan 57,6% suara;
  • Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto di Jatim dengan 53,6% suara;
  • Sutarmidji dan Ria Norsan Kalbar dengan 51,55% suara.
Lima di antara pemenang mutlak di atas dikarenakan pilgubnya diikuti hanya dua pasang calon. Hanya pasngan Sutarmidji-Norsan di Kalbar yang berhasil menang mutlak di pilgub yang diikuti oleh lebih dari dua pasang calon.


Dari sisi partai pengusung berikut jumlah pilgub yang dimenangkan masing-masing partai pengusung:
  • Partai NasDem menang di 11 pilgub (Sumut, Riau, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTT, Kalbar, Sultra, Maluku, dan Papua);
  • PAN menang di 10 pilgub (Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Jatim, Bali, Kaltim, Sulsel, Maluku, dan Papua);
  • Partai Hanura menang di 9 pilgub (Sumut, Sumsel, Jabar, Jatim, Bali, NTT, Kalbar, Maluku, dan Papua);
  • Partai Golkar menang di 7 pilgub (Sumut, Lampung, Jatim, NTT, Kalbar, Sultra, dan Papua);
  • PKS menang di 7 pilgub (Sumut, Riau, NTB, Kalbar, Kaltim, Sulsel, dan Papua);
  • PPP menang di 5 pilgub (Jabar, Jateng, Jatim, Maluku, dan Papua);
  • PDI Perjuangan menang di 5 pilgub (Jateng, Bali, Sulsel, Maluku, dan Malut);
  • PKB menang di 5 pilgub (Lampung, Jabar, Kalbar, Maluku, dan Papua);
  • Partai Demokrat menang di 4 pilgub (Jateng, Jatim, NTB, dan Papua);
  • PKP Indonesia menang di 4 pilgub (Bali, Maluku, Malut, dan Papua);
  • Partai Gerindra menang di 3 pilgub (Sumut, Kaltim, dan Maluku); dan
  • PBB menang di 0 pilgub alias tidak menang di satu pilgub pun.

Namun jika melihat dari kader, berikut partai yang memenangkan pilgub:
  • PDI Perjuangan memenangkan 4 kadernya, 2 sebagai gubernur di Jateng dan Bali, dan 2 sebagai wagub di Sulsel dan Maluku;
  • Partai Golkar memenangkan 4 kadernya, 1 sebagai gubernur di Lampung, dan 3 sebagai wagub di NTT, Kalbar, dan Papua;
  • Partai NasDem memenangkan 3 kadernya sebagai gubernur di Sumsel, NTT, dan Sultra;
  • PKS memenangkan 2 kadernya, masing-masing sebagai gubernur di NTB dan wagub di Kaltim;
  • Partai Demokrat memenangkan 2 kadernya, masing-masing sebagai gubernur di Papua dan wagub di NTB;
  • PPP memenangkan 2 kadernya sebagai wagub di Jabar dan Jateng;
  • PAN memenangkan seorang kadernya sebagai gubernur di Riau; dan
  • PKB memenangkan seorang kadernya sebagai wagub di Lampung.
Infromasi tambahan:
  • Pemenang gubernur Kalbar merupakan kader PPP, namun PPP tidak mengusung calon dalam Pilgub Kalbar akibat dualisme kepengurusan sejak 2015.
  • Pemenang gubernur Kaltim merupakan kader PKP Indonesia, namun tidak resmi diusung oleh partainya karena terkendala aturan UU yang melarang partai yang tak memperoleh kursi DPRD untuk mengusung calon.
  • Pemenang gubernur Malut merupakan kader PKS, namun tidak resmi dusung oleh partainya karena PKS mengusung kadernya yang lain sebagai cagub


Untuk angka yang tidak menggunakan hak pilih alias golput, golput tertinggi diraih oleh Pilgub Riau sebesar 42,0%, diikuti Pilgub Kaltim sebesar 41,8%. Sementara golput terendah diraih oleh Pilgub Papua sebesar 15,6%, diikuti Pilgub Kalbar sebesar 24,9%.

Bisa dibilang, 11 dari 17 pilgub dimenangkan oleh golput, dilihat dari jumlah golput yang lebih tinggi dibanding jumlah perolehan suara calon terpilih. Golput tercatat menang di Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Jabar, NTB, NTT, Kaltim, Sultra. Maluku, dan Malut.

Hal unik lainnya, pemenang pilgub didominasi oleh calon bernomor urut 1. Dari 17 pilgub, 9 di antaranya dimenangkan oleh calon nomor urut 1, kemudian 6 pilgub dimenangkan calon bernomor urut 3.

Pasca penetapan hasil perolehan suara, terdapat lima pilgub yang digugat ke MK, yakni Sumsel, Lampung, Sultra, Malut, dan Papua. Dari lima gugatan, hanya gugatan Malut yang diterima.