Kamis, 29 Desember 2016

Pilkada 2016

Pada tahun 2016, terdapat lima pilkada yang diselenggarakan di Indonesia, yang terdiri dari satu pilgub (Prov. Kalimantan Tengah), dua pilbup (Kab. Fakfak dan Kab. Simalungun), dan dua pilwako (Kota Manado dan Kota Pematangsiantar). Kelima pilkada tersebut sejatinya diselenggarakan serentak pada 9 Desember 2015, namun proses hukum penetapan calon yang berlarut-larut di berbagai tingkat menyebabkan pilkada tersebut terpaksa ditunda.


Pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah


Pilgub Kalteng diselenggarakan pada 27 Januari 2016 dan secara resmi diikuti oleh dua pasang calon, yaitu:
  1. H. Sugianto Sabran dan Habib H. Said Ismail; dicalonkan oleh Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKB); mengusung visi Kalteng Maju, Mandiri, dan Adil untuk Kesejahteraan Segenap Masyarakat Menuju Kalteng BERKAH (Bermartabat, Religius, Kuat, Amanah, dan Harmonis); dan memperoleh 518.895 (51,5%) suara serta unggul di 9 kabupaten; kemudian dilantik oleh Preisden Joko Widodo di Istana Negara pada 25 Mei 2016.
  2. Dr. Ir. Willy M. Yoseph, M.M. dan Drs. H. M. Wahyudi K. Anwar, M.M., M.Ap.; dicalonkan oleh PDI Perjuangan; mengusung visi Memajukan dan Memantapkan Kalteng MANIS (Maju, Sejahtera, dan Harmonis); dan memperoleh 488.218 (48,5%) suara serta unggul di 4 kabupaten dan 1 kota.
  3. Ujang Iskandar dan Jawawi yang diusung oleh NasDem, PPP, Hanura, dan PKPI, dicoret dari pencalonan akhibat permasalahan keabsahan dukungan dari PPP.
Hasil Pilgub Kalteng 2016

Pemilihan Bupati

Pilbup Fakfak di Papua Barat diselenggarakan pada 16 Januari 2016, secara resmi diikuti oleh dua pasangan calon:
  1. Drs, Mohammad Uswanas, M.Si. dan Ir. Abraham Sopaheluakan, M.Si (NasDem, PDI-P, Demokrat, PAN, Hanura, dan PBB) memperoleh 20.274 (73,7%) suara dan dilantik pada 24 Maret 2016 oleh Gubernur Abraham O. Atururi di Auditorium PKK Provinsi Papua Barat di Manokwari.
  2. Donatus Nimbitkendik dan Abdul Rahman (PKB, Gerindra, dan PPP) digugurkan dari pencalonan karena masalah keabsahan dukungan dari PPP.
  3. Ivan Ismail Madu, S.Sos. dan Drs, Fransiskus Hombore, M.Si. (Golkar) memperoleh 7.242 (26,3%) suara.

Pilbup Simalungun di Sumatera Utara diselenggarakan pada 10 Februari 2016, diikuti oleh lima pasang calon:
  1. Tumpak Siregar, S.H. dan H. Irwansyaj Damanik (PDI-P, Hanura, dan PKPI) memperoleh 92.454 (26,6%) suara.
  2. Evra Sassky Damanik, S.Sos. dan Sugito (calon perseorangan) memperoleh 67.470 (19,4%) suara.
  3. Hj. Nuriaty Damanik, S.H. dan Posman Simarmata (NasDem, PKB, Golkar, Gerindra, dan PAN) memperoleh 59.940 (17,2%) suara.
  4. Dr. J.R. Saragih, S.H., M.M. dan Ir. Amran Sinaga, M.Si. (Partai Demokrat) memperoleh 120.860 (34,7%) suara. J.R, Saragih dilantik pada 22 April 2016 oleh Mendagri Tjahjo Kumolo di Kantor Kemendagri di Jakarta, sementara pelantikan wakilnya, Amran Sinaga ditunda karena kasus hukum yang menimpa dirinya.
  5. Lindung Gurning dan Soleh Saragih, S.H. (calon perseorangan) memperoleh 7.204 (2,1%) suara.

Pemilihan Walikota

Pilwako Manado di Sulawesi Utara diselenggarakan pada 17 Februari 2016, secara resmi diikuti oleh tiga pasang calon:
  1. Dr. Harley Alfredo Benfica Mangindaan, S.E., M.S.M. dan Jemmy Asiku (Gerindra dan Hanura) memperoleh 60.895 (32,3%) suara.
  2. Jimmy Rimba Rogi dan Boby Daud (Golkar dan PAN) dicoret dari pencalonan karena status hukum Jimmy Rimba Rogi yang masih bebas bersyarat.
  3. Dr. G.S. Vicky Lumentut dan Mor Dominus Bastiaan (Partai Demokrat) memperoleh 67.081 (35,6%) suara dan dilantik pada 9 Mei 2016 oleh Gubernur Olly Dondokambey di Graha Gubernuran di Manado.
  4. Hanny Joost Panjouw, S.E., Ak., M.E. dan Gregorius Tony Rawung (NasDem dan PDI-P) memperoleh 60.564 (32,1%) suara.

Pilwako Pematangsiantar di Sumatera Utara diselenggarakan pada 16 November 2016, secara resmi diikuti oleh empat pasang calon:
  1. Sujito dan Djumadi, S.H. (calon perseorangan) memperoleh 4.046 (3,8%) suara.
  2. Hulman Sitorus, S.E. dan Hefriansyah, S.E., M.M. (Partai Demokrat) memperoleh 59.401 (55,1%) suara. Jadwal pelantikannya hingga kini belum ditetapkan. Namun dikarenakan meninggalnya Hulman Sitorus pada 8 Desember 2016, calon wakilnya, Herfriansyah yang kemungkinan besar akan dilantik sebagai walikota.
  3. Teddy Robinson Siahaan dan Zainal Purba (NasDem, PAN, dan Hanura) memperoleh 18.836 (17,5%) suara.
  4. Wesly Silalahi, S.H., M.Kn. dan H. Sailanto (PKS, PDI-P, dan PKPI) memperoleh 25.609 (23,7%) suara.
  5. Surfenov Sirait dan S.L. Parlindungan Sinaga (Golkar dan Gerindra) dicoret dari pencalonan karena masalah keabsahan dukungan dari Partai Golkar.

Pemungutan Suara Ulang

Selain lima pilkada pada 2016, terdapat pula lima daerah yang telah melaksanakan Pilkada pada 9 Desember 2015, namun harus menyelenggarakan pemungutan suara ulang di TPS-TPS tertentu akibat gugatan perselisihan hasil Pilkada di MK, antara lain:
  1. Kab. Halmahera Selatan di Maluku Utara pada 19 Maret 2016.
  2. Kab. Teluk Bintuni di Papua Barat pada 19 Maret 2016.
  3. Kab. Kepulauan Sula di Maluku Utara pada 31 Maret 2016.
  4. Kab. Mamberamo Raya di Papua pada 23 Maret 2016 dan pada 9 Juni 2016.
  5. Kab, Muna di Sulawesi Tenggara pada 22 Maret 2016 dan pada 19 Juni 2016.
Dua pemungutan suara ulang menghasilkan pemenang akhir yang berbeda dari hasil pemungutan suara pada 9 Desember 2015, yakni di Halmahera Selatan dan di Teluk Bintuni.

Minggu, 06 November 2016

Jalan Pahlawan Nasional di Pontianak (Bagian II)

Sebagai lanjutan Bagian I, berikut lanjutan foto-foto jalan di Kota Pontianak yang mengabadikan nama Pahlawan Nasional.


Jl. KHW. Hasyim, batas Kel. Mariana dengan Kel. Sungai Jawi, Kec. Pontianak Kota (21 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Timur, K.H. Wahid Hasyim.
Jl. H. Agus Salim, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (11 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat.
Jl. H. Saman Hudi, Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur (30 Juni 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah, K.H. Samanhudi.
Namanya seharusnya disambung, bukan dipisah.
Jl. Ismail Marzuki, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (11 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Jakarta.
Jl. Abdul Muis, Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur (30 Juni 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat.
Jl. Prop. HM Yamin, batas Kel. Kota Baru, Kec. Pontianak Selatan dgn Kel. Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota (7 Sep 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat, Prof. Mr. Mohammad Yamin.
Pertama, singkatan Profesor harusnya "Prof.", bukan "Prop.". Kedua, saya belum menemukan artikel yang menyebutk M. Yamin bergelar Haji.
Jl. Ir. H. Juanda, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (27 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Barat, Ir. R. H. Juanda Kartawijaya
Jl. Jend. A. Yani, Kel. Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara (9 September 2016).
Pahlawan Nasional kelahiran Jawa Tengah, Jend. Ahmad Yani.
Jl. Letjend. Suprapto, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (10 September 2016).
Pahlawan Nasional kelahiran Jawa Tengah, Letjen R. Suprapto.
Terdapat kesalahan singkatan Letjen Jenderal yang tertulis "Letjend.", seharusnya "Letjen" tanpa huruf d dan tanpa titik.
Jl. Letjend. MT. Haryono, Kel. Akcaya, Kec. Pontianak Selatan (7 September 2016).
Pahlawan Nasional kelahiran Jawa Timur, Letjen Mas Tirtodarmo Haryono.
Singkatan Letnan Jenderal salah tulis, seharusnya "Lenjen" tanpa d dan titik.
Jl. Letjend. S. Parman, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (19 September 2016).
Pahlawan Nasional kelahiran Jawa Tengah, Letjen Siswondo Parman.
Terdapat kesalahan singkatan, seharusnya "Letjen".
Jl. DI Penjaitan, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (9 September 2016).
Pahlawan Nasional kelahiran Sumatera Utara, Mayjen Donald Isaak Panjaitan.
Di plang namanya tertulis Penjaitan, padahal nama seharusnya Panjaitan.
Jl. Letjend. Sutoyo, Kel. Parit Tokaya, Kec. Pontianak Selatan (15 Agustus 2016).
Pahlawan Nasional kelahiran Jawa Tengah, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.
Sayangnya di plangnya salah tulis pangkatnya yang seharusnya Mayjen, bukan Letjen.
Jl. Kap. P. Tendien, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (4 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Jakarta, Kapt. Czi. Pierre Andreas Tendean.
Terdapat kesalahan penulisan nama yang seharusnya Tendean, namun tertulis Tendien.
Jl. K S Tubun, Kel. Akcaya, Kec. Pontianak Selatan (4 September 2016).
Pahlawan Nasional kelahiran Maluku, Aipda Karel Satsuit Tubun.
Jl. Katamso, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (4 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah, Brigjen Katamso Darmokusumo.
Jl. Letkol Soegiono, Kel. Akcaya, Kec. Pontianak Selatan (4 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Yogyakarta, Kol. Sugiyono Mangunwiyoto.
Pertama, pangkat seharusnya adalah Kolonel, bukan Letkol. Kedua, penulisan namanya seharusnya Sugiyono atau Soegijono.
Jl. HM. Rasuna Said, Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur (30 Juni 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat, Hj. Rangkayo Rasuna Said.
Rasuna Said adalah seorang perempuan, jadi penulisan singkatan nama depannya seharusnya "Hj. R.", bukan "HM".
Jl. Sutan Syahrir, batas Kel. Akcaya, Kec. Pontianak Selatan dgn Kel. Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota (7 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat.
Jl. RE. Martadinata, Kec. Pontianak Barat (8 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Barat, Laks. Raden Eddy Martadinata.
Jl. Serda Usman, Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur (30 Juni 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah, Serda KKO Usman bin H. Ali Hasan atau dikenal juga dengan Janatin, nama samarannya.
Jl. Prof. Dr. HAMKA, Kel. Sungai Jawi, Kec. Pontianak Kota (1 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat, Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Abdullah, atau populer dengan singkatannya HAMKA.

Selain foto-foto di atas, masih terdapat beberapa jalan yang kuketahui, namun tak sempat kujepret, antara lain:

  • Jl. Cristina Marta, berlokasi di Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur, diambil dari Pahlawan Nasional asal Maluku, Martha Christina Tiahahu.
  • Jl. RA Kartini, berlokasi di Kec. Pontianak Kota, diambil dari Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah Raden Ajeng Kartini.
  • Jl. Kom. Yos Sudarso di Kec. Pontianak Barat, dari Pahlawan Nasional kelahiran Jawa Tengah, Laksdya Yosaphat Sudarso
  • Jl. Kopral Harun, di Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur, dari Pahlawan Nasional Kopral Dua KKO Harun bin Said atau yang dikenal juga dengan nama samarannya, Thohir.

Terdapat 50 jalan di Kota Pontianak yang menggunakan nama Pahlawan Nasional. Jika dibagi per kecamatan, 20 jalan melintasi Kec. Pontianak Kota, 19 jalan melintasi Kec. Pontianak Selatan, 8 melintasi Pontianak Timur, 4 di Pontianak Tenggara, dan 3 di Pontianak Barat. Terdapat terdapat 4 jalan yang melintasi lebih dari satu kecamatan, antara lain Jl. Imam Bonjol, Jl. Prop. HM. Yamin, Jl. Jend. A. Yani, dan Jl. Sutan Syahrir. Kec. Pontianak Utara menjadi satu-satunya kecamatan yang tidak memiliki jalan bernama Pahlawan Nasional.

Selain kesalahan penulisan nama atau gelar, satu hal lain yang agak disayangkan bagiku adalah tidak adanya jalan bernama Abdul Kadir (Raden Temenggung Setia Pahlawan) di Kota Pontianak, padahal ia merupakan satu-satunya Pahlawan Nasional yang berasal dari Kalimantan Barat. Memang, jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, Abdul Kadir bukan berasal dari Pontianak, melainkan dari Kab. Melawi. Namun menurutku, tak ada salahnya Pontianak sebagai ibukota Kalimantan Barat, memiliki jalan yang mengabadikan nama Abdul Kadir.

Sabtu, 05 November 2016

Jalan Pahlawan Nasional di Pontianak (Bagian I)

Sebagai salah satu bentuk penghormatan penghormatan terdadap jasanya, nama Pahlawan Nasional seringkali diabadikan sebagai nama jalan. Hal ini sudah menjadi hal yang umum di Indonesia, sehingga tidaklah aneh jika menemukan jalan bernama sama di berbagai daerah. Kota Pontianak pun tidak terkecuali dalam hal ini. Namun khusus di Kota Pontianak, wujud penghormatan tersebut agak sedikit tercoreng oleh kesalahan penulisan nama Pahlawan di plang nama jalan. Mungkin saja hal ini dikarenakan ketidaktahuan pihak terkait tentang tokoh Pahlawan tersebut. Meskipun tak banyak, namun hal tak ada salahnya sedikit diperhatikan agar jangan sampai kita sebagai generasi penerus bangsa justru salah mengenal nama Pahlawan Nasional kita.

Berikut ini beberapa jalan di Kota Pontianak yang mengabadikan nama Pahlawan Nasional.

Jl. Hasanudin, Kel. Sungai Jawi Dalam, Kec. Pontianak Barat (16 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan, Sultan Hasanuddin.
Pada plang namanya, terdapat kekurangan satu huruf d.
Jl. Untung Suropati, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (9 September 2016).
Pahlawan Nasional dari Jawa Timur.
Jl. Pattimura, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (27 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Maluku, Kapitan Pattmura.
Jl. Nyi Ageng Serang, Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur (26 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah.
Jl. Diponegoro, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (9 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah, Pangeran Diponegoro.
Jl. Antasari, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (27 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Kalimantan Selatan, Pangeran Antasari.
Jl. Imam Bonjol, Kel. Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara (22 Agustus 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Barat, Tuanku Imam Bonjol.
Jl. Teuku Cik Ditiro, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (6 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Aceh, Teungku Cik di Tiro.
Terdapat dua kesalahan penulisan nama. Pertama harusnya Teungku, bukan Teuku; dan kata Ditiro harusnya dipisah menjadi "di Tiro".
Jl. Teuku Umar, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (25 Agustus 2016).
Pahlawan Nasional asal Aceh.
Jl. Sisinga Mangaraja, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (24 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Sumatera Utara, yakni Raja Si Singamangaraja XII.
Terdapat kesalahan letak spasinya. Seharusnya "Si Singamangaraja", bukan "Sisinga Mangaraja".
Jl. Dr. Wahidin. S, Kel. Pal Lima, Kec. Pontianak Barat (20 Mei 2016).
Pahlawan Nasional asal Yogyakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo.
Terdapat dua kesalahan pada plang nama. Pertama singkatan dokter seharusnya "dr." dengan huruf d kecil.
Kedua terdapat kesalahan letak tanda baca titik, seharusnya setelah huruf S, bukan sebelum.
Jl. KHA. Dahlan, batas Kel. Tengah dengan Kel. Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota (21 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Yogyakarta, K.H. Ahmad Dahlan.
Jl. HOS Cokroaminoto, batas Kel. Tengah dengan Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (16 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Timur, Raden Haji Oemar Said Cokroaminoto.
Jl. Dr. Sutomo, Kel. Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota (20 Mei 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Timur, dr. Sutomo.
Terdapat kesalahan pada singkatan dokternya, seharusnya "dr." dengan d kecil.
Jl. WR. Supratman, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (1 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Jakarta, Wage Rudolf Supratman.
Jl. Gst. Ngurah Rai, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (6 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Bali, I Gusti Ngurah Rai.
Pada plang nama jalannya, kekurangan satu huruf i pada awal namanya.
Jl. KH. Hasyim Azhari, Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur (26 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Timur, K.H. Hasyim Asy'ari.
Terdapat sedikit salah penggunaan huruf pada nama belakangnya. Seharusnya menggunakan huruf s, bukan z.
Jl. Abdurrahman Saleh, Kel. Bangka Belitung Laut, Kec. Pontianak Tenggara (22 Agustus 2016).
Pahlawan Nasional asal Yogyakarta, Marsda Abdulrahman Saleh.
Terdapat sedikit kesalahan penulisan pada nama depannya, namun masih bisa ditolerir.
Jl. Adi Sucipto, Kel. Bangka Belitung Laut, Kec. Pontianak Tenggara (22 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Yogyakarta, Marsda Agustinus Adisucipto.
Penulisan nama Adisucipto seharusnya digabung, bukan dipisah.
Jl. Dewi Sartika, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (11 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Barat, Raden Dewi Sartika.
Jl. Jend. Urip, Kel, Tengah, Kec. Pontianak Kota (6 September 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah, Jend. Urip Sumoharjo.
Jl. Wolter Monginsidi, Kel. Darat Sekip, Kec. Pontianak Kota (3 Agustus 2016).
Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan, Robert Wolter Monginsidi.
Jl. Jend. Sudirman, batas Kel. Darat Sekip dengan Kel. Tengah, Kec. Pontianak Kota (27 Juli 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Tengah, Jend. Besar Sudirman.
Jl. Dr. Setia Budi, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Selatan (30 Juni 2016).
Pahlawan Nasional asal Jawa Timur, Dr. Danudirja Setiabudi.
Nama Setiabudi seharusnya digabung, bukan dipisah.

Karena foto yang banyak, topik ini kubagi ke dua bagian. Silakan lihat lanjutannya di Bagian II.