Kamis, 23 Agustus 2012

Perancang Logo Maskot Kalimantan Barat yang Terlupakan

Logo Maskot Kalbar dan Perancangnya

Tentu banyak yang mengenal logo di atas. Logo maskot Provinsi Kalimantan Barat tesebut banyak ditemukan sebagai hiasan di berbagai bangunan di Kalimantan Barat, seperti pada tugu, gapura, gedung, rumah, ataupun pada umbul-umbul. Logo tersebut juga umum ditemukan pada kerajinan tangan khas Kalbar yang banyak dibeli wisatawan sebagai cendera mata. Namun tak banyak yang tahu bagaimana sejarah logo tersebut dan siapa perancangnya.

Adalah seorang budayawan bernama Abdul Halim Ramli yang merancang logo tersebut. Ia menuturkan bahwa, enggang gading ditetapkan sebagai maskot Kalbar setelah melalui perdebatan panjang di DPRD Kalbar pada tahun 1988. Enggang gading kala itu harus bersaing ketat dengan ikan arwana merah dan burung ruai. Enggang gading dan tengkawang tungkul pun akhirnya ditetapkan dan disahkan dengan SK Mendagri No. 4 Tahun 1989. Namun hingga tahun 1992, tidak banyak yang mengenal bagaimana rupa dan wujud burung enggang gading, bahkan petinggi-petinggi Kalbar sendiri banyak yang tak tahu wujudnya. Ia tidak ingin masyarakat hanya tahu namanya, namun tak tahu wujudnya. Inilah yang memotivasinya untuk memvisualisasikan maskot Kalbar.

Motivasi ini diperkuat setelah pada Pawai Pembangunan Daerah di Pontianak pada tahun 1991, konvoi Dinas Kehutanan menggunakan burung enggang badak sebagai hiasannya, yang dikira sebagai enggang gading. Ini bukanlah hal sepele, karena enggang badak atau yang disebut juga burung kenyalang merupakan simbol dari Negeri Sarawak, Malaysia. Meskipun sekilas mirip, enggang badak dan enggang gading memiliki perbedaan mencolok pada tanduk di kepalanya serta pada bulu ekornya. Menurutnya, jikalau orang Dinas Kehutanan saja tidak tahu, apalagi masyarakat awan. Kejadian ini sempat dikritik oleh mahasiswa Universitan Tanjungpura dan dimuat di koran Akcaya (kini bernama Pontianak Post).

Kiri: Enggang Gading (Rhinoplax vigil)
Kanan: Enggang Badak (Buceros rhinoceros)

Halim mengaku telah lama menunggu, berharap ada orang yang memasyarakatkan wujud enggang gading, namun tak ada seorangpun yang melakukannya. Ia pun berinisiatif untuk melakukannya sendiri, walaupun dengan sedikit kenaifan dan kekurangannya. Salah satunya adalah ia sendiri tidak pernah melihat wujud enggang gading secara langsung. Untuk itu, ia pun mencari referensi mengenai enggang gading, dan menemukannya dalam buku "Mengenali Binatang-Binatang Kita" yang diterbitkan Jabatan Kehutanan Sarawak tahun 1985.

Akhirnya jadilah juga logo maskot yang umum dikenal sekarang, berupa burung enggang gading yang mencapit bunga tengkawang tungkul, yang dipadu dengan motif dayak pada bulunya. Logo ini dipamerkan pertama kali di Pameran Seni Rupa di Taman Budaya Pontianak pada Februari 1993. Logo ini pun menarik minat Gubernur Kalimantan Barat saat itu, Aspar Aswin yang kemudian meresmikannya sebagai logo maskot Kalbar.

Satu-satunya kekurangan dari karyanya, menurut Halim, adalah hingga umurnya kini yang sudah 64 tahun, ia tak pernah sekalipun melihat enggang gading secara langsung di alam liar. Ia telah berkeliling ke berbagai hutan dan daerah di Kalbar, namun yang pernah ia temukan hanyalah enggang badak, bukan enggang gading.

Sumber: Pontianak Post

Sabtu, 28 Juli 2012

Pilgub DKI Jakarta Putaran I

Cagub-Cawagub DKI Jakarta

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Putaran I akhirnya selesai. Cukup mengejutkan karena menghasilkan kemenangan pasangan Joko-Basuki, sedangkan Fauzi-Nachrowi yang sebelumnya diunggulkan menang justru berada di posisi kedua. Kejutan lainnya adalah keunggulan calon perorangan Faisal-Biem yang mampu mengalahkan Alex-Noerdin.

Perolehan Suara Pilgub DKI Jakarta
Jika dilihat per wilayah, Joko-Basuki nampak menang di lima kota dan di 31 kecamatan yang tujuh di antaranya dimenangi mutlak, yakni di Grogol Petamburan, Kelapa Gading, Pademangan, Penjaringan, Sawah Besar, Taman Sari, dan Tambora, dengan kemenangan terbesar di Kec. Kelapa Gading dengan 61,1% suara. Di tingkat kabupaten/kota, kemenangan terbesar Joko-Basuki terdapat di Jakarta Barat dengan 47,8% suara, sedangkan perolehan terkecil di Kepulauan Seribu dengan 10,1% suara.

Fauzi-Nachrowi hanya menang di satu kabupaten dan 13 kecamatan. Kecamatan yang dimenangi Fauzi-Nachrowi antara lain Cilincing, Cipayung, Jagaraksa, Johar Baru, Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu Utara, Kramat Jati, Mampang Prapatan, Menteng, Pancoran, Setiabudi, Tanah Abang, dan Tebet. Di kawasan kota, keunggulan tertinggi terdapat di Kec. Mampang Prapatan dengan 40,2% suara, sedangkan perolehan terendah di Kelapa Gading dengan 24,4% suara. Di tingkat kabupaten/kota, Fauzi-Nachrowi berhasil memperoleh kemenangan mutlak di Kepulauan Seribu dengan 55,1% suara, dan perolehan terendah di Jakarta Utara dengan 31,1% suara.

Angka golput dalam Pilgub Putaran I ini pun cukup tinggi, yakni 37,7%, dengan golput tertinggi di Jakarta Utara dengan 40,6%, dan yang terendah di Kepulauan Seribu, 23,0%.

Hal menarik lainnya adalah selain Joko-Basuki, kelima calon lainnya memperoleh suara lebih rendah daripada basis dukungan awalnya pada saat pencalonan, termasuk pula kedua calon perseorangan.

Cagub-Cawagub DKI Jakarta Putaran II

Karena tidak ada calon yang memperoleh lebih dari 50% suara, maka dipastikan pasangan Joko-Basuki dan Fauzi-Nachrowi akan bertanding kembali di Pemilihan Putaran II yang akan dilaksanakan pada 20 September mendatang. Berbeda dengan Putaran I, pada Putaran II, kedua pasangan tersebut hanya diberi waktu tiga hari untuk berkampanye, yakni pada 14–16 September. Kampanye ini pun hanya diperbolehkan bersifat dialog dan tertutup, serta tidak diperbolehkan mengerahkan massa dalam kampanye. Gubernur dan wakil gubernur terpilih nantinya dijadwalkan akan dilantik pada 7 Oktober mendatang.

Bagaimana wajah ibu kota pada lima tahun mendatang akan ditentukan dalam dua bulan. Ingin "Jakarta Maju" atau "Jakarta Baru", warga DKI sendirilah yang akan menentukannya. Semoga Putaran II mendatang berlangsung dengan aman, tertib, dan lancar.

Minggu, 17 Juni 2012

Menuju Pemilukada Kalimantan Barat 2012

Tak terasa Pemilukada Kalimantan Barat kini tinggal hitungan minggu. Setelah pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur ditutup pada 11 Juni kemarin, terdapat lima pasangan calon yang mendaftar, empat di antaranya diusung oleh partai politik. Satu-satunya calon perseorangan yang mendaftar, Ir. Mikael Injek Barayunk dan Drs. H. Eka Kawirayu digugurkan oleh KPU karena tidak memenuhi syarat batas dukungan minimum. Meskipun Mikael dan Eka mengaku memperoleh 282.500 dukungan, hasil verifikasi KPU menemukan hanya 141.138 dukungan, sedangkan syarat minimum sebanyak 259.546. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa pemilukada nantinya akan diikuti oleh maksimal empat pasangan calon.

Drs. H. Abang Tambul Husin dan Pdt. Barnabas Simin, M.Pd.K.
Drs. H. Abang Tambul Husin dan Pdt. Barnabas Simin, M.Pd.K.
Pendaftaran pasangan ini cukup mengagetkan karena nama mereka yang kurang dibicarakan publik, namun justru menjadi pasangan pertama yang mendaftar. Pengalaman Tambul sebagai Bupati Kapuas Hulu dua periode menjadikannya tahu permasalahan kawasan pedalaman Kalbar yang kurang tersentuh oleh pemerintah dan juga diharapkan ia dapat mempercepat pembanguan kawasan pedalaman agar setara dengan kawasan pesisir. Ditambah wakilnya yang seorang tokoh adat Dayak dan juga seorang pendeta agama Protestan diharapkan menjadi penyejuk masyarakat Kalbar yang rawan konflik antar etnis. Didukung koalisi gemuk, 18 partai politik (Gerindra, PPD, PNBK-I, PKPB, PKPI, PDK, Barnas, PDP, RepublikaN, PKDI, PPPI, Kedaulatan, PPRN, Patriot, Merdeka, Pelopor, PIS, dan PPDI) yang meraup 548.349 (26,5%) suara dan 3 (5,5%) kursi DPRD, duet dari kawasan pedalaman Kalbar ini diperkirakan mendapat dukungan suara masyarakat kawasan pedalaman Kalbar, mengingat ketiga pasangan lainnya berasal dari kawasan pesisir Kalbar.

H. Morkes Effendi, S.Pd., M.H. dan Ir. H. Burhanuddin A. Rasyid 
Pasangan ini unik karena kedua-duanya merupakan mantan bupati, dan dua-duanya juga bupati dua periode. Morkes merupakan mantan Bupati Ketapang, sedangkan Burhanuddin ialalah mantan Bupati Sambas. Meskipun keduanya sama-sama beretnis Melayu, keduanya berasal dari dua ujung yang berbeda. Ketapang wilayah kabupaten paling selatan, sedangkan Sambas merupakan wilayah paling utara. Selain itu, keduanya merupakan petinggi organisasi adat Melayu. Morkes ialah Sekjen Lembaga Adat Melayu Serantau, sedangkan Burhanuddin merupakan Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Sambas, sehingga duet ini diperkirakan akan menyatukan etnis Melayu di Kalbar, termasuk dukungan umat muslim di Kalbar. Belum lagi dukungan lima partai (Golkar, PAN, PKS, PBR, dan PKNU) yang bermodalkan 571.499 (27,6%) suara dan 20 (36,4%) kursi DPRD di belakangnya yang meyakinkan mereka dapat meraih kemenangan.

Drs. Cornelis, M.H. dan Drs. Christiandy Sanjaya, S.E., M.M.
Ada beberapa hal menarik pada calon petahana ini. Gubernur dan wakilnya memutuskan untuk terus bersama hingga periode kedua, hal yang sangat jarang terjadi di Indonesia. Kemudian satu-satunya pasangan calon yang kedua-duanya non-muslim, Cornelis beragama Katolik, sedangkan Christiandy beragama Protestan. Dan sebagai satu-satunya calon gubernur dari suku Dayak, ditambah Christiandy yang merupakan satu-satunya calon suku Cina, duet ini akan mendapat banyak dukungan dari masyarakat Dayak dan Cina di Kalbar. Faktor ini jugalah yang membawa mereka memenangkan Pilkada 2007 silam hanya dengan satu putaran. Keberhasilan kepemimpinan mereka pada periode pertama berhasil menarik hati enam partai, termasuk di dalamnya terdapat PDI-P dan Demokrat, dua partai yang tak bisa akur di tingkat pusat, ditambah PDS, PIB, Barnas, dan PKB dengan jumlah modal 708.838 (34,2%) suara dan 22 (40%) kursi.

H. Armyn Ali Anyang dan Ir. H. Fathan A. Rasyid
Pasangan terakhir yang mendaftar ini bisa dibilang merupakan pasangan kuda hitam. Berbeda dengan pasangan lain yang mengandalkan kewilayahan, suku, dan agama, pasangan ini memiliki keunggulan dalam pengalamannya. Armyn yang berdarah campuran Dayak-Melayu ialah putra dari seorang pejuang Kalbar bernama Ali Anyang. Karier TNI-nya hingga mencapai pangkat mayjen diharapkan dapat menjaga kestabilan di Kalbar yang rawan konflik, bisa segera menanggulangi jika terjadi konflik. Pengalaman wakilnya sebagai Kepala Bappeda Kalbar dan Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah Kalbar, sehingga menguasai perencanaan pembangunan di Kalbar serta bisa segera mengambil langkah dalam hal terjadi bencana tak terduga. Pasangan ini diusung oleh tiga partai politik (PPP, Hanura, dan PBB) yang memperoleh 202.920 (9,8%) suara dan 10 (18,2%) kursi DPRD. Satu keunikan lagi adalah Fathan yang merupakan adik kandung dari Burhanuddin, wakilnya Morkes. Menjadikan adanya persaingan kakak-adik merebut posisi wakil gubernur.

Jika dicermati, Partai Barnas nampak mendukung dua pasangan calon (Tambul-Barnabas dan Cornelis-Christiandy). Hal ini terjadi karena terdapat perpecahan di Partai Barnas yang mengakibatkan adanya kepengurusan ganda, yang masing-masing kepengurusan mengklaim dirinya yang sah. KPU menyatakan akan memverifikasi hal ini dan hanya kepengurusan yang diakui Kemenkumham yang akan diakui KPU. Namun, karena perolehan suaranya tidak signifikan (hanya 1,1%), ada atau tidaknya dukungan Partai Barnas tidak akan mempengaruhi syarat minimal partai pengusung pasangan calon.

Meskipun tidak diungkapkan ke publik karena sangat sensitif, isu suku/etnis dan agama serta kedaerahan sangat kental di kalangan bawah dalam menentukan pilihannya, seperti pengalaman Pilkada 2007 lalu. Meskipun begitu, dicatat pula bahwa tidak adanya konflik berarti pada Pilkada Kalbar 2007 meenjadikannya salah satu pilkada terdamai dalam sejarah pemilihan kepala daerah se-Indonesia. Semoga Pemilukada kali ini bisa berlangsung damai, aman, lancar, dan tertib. Dan semoga apapun hasilnya, siapapun yang menang, bisa diterima semua pihak, dan tidak terjadi konflik. Mari kita sukseskan Pemilukada Kalimantan Barat pada 20 September 2012 mendatang.

Informasi tambahan mengenai Provinsi Kalimantan Barat:

  • Luas: 146.807 km²
  • Penduduk: 4.395.983 jiwa (sensus 2010)
  • Kepadatan: 30 jiwa/km²
  • Agama: Islam (59,2%), Katolik (22,9%), Protestan (11,4%), Buddha (5,4%), lainnya (1,1%)
  • Suku: Dayak (43%), Melayu (25%), Cina (9%), Jawa (9%), lainnya (14%)
  • DAU: Rp845.483.888.000 (2011)
  • IPM: 69,15 (urutan ke-28 dari 33 provinsi, 2011)
  • PDRB: Rp60.475.251.810.000 (2010)
  • PDRB per kapita: Rp13.756.934,87/jiwa/tahun = Rp1.146.411,24/jiwa/bulan
  • UMP: Rp825.000 (2011), Rp900.000 (2012)

Jumat, 01 Juni 2012

Anggota MPR, DPR, dan DPD dari Kalimantan Barat

Sebagai putra Kalimantan Barat, tidak ada salahnya sedikit mengenal (setidaknya mengetahui) wakil-wakil kita di parlemen tingkat pusat, yakni MPR, DPR, dan DPD. Berdasarkan UU Pemilu 2009, Daerah Pemilihan Kalimantan Barat meliputi wilayah 14 kabuaten/kota se-Provinsi Kalimantan Barat.


Provinsi Kalimantan Barat yang berpenduduk 4.395.983 jiwa berdasarkan Sensus Penduduk 2010 diwakili oleh 10 orang di DPR dan 4 orang di DPD, yang berarti diwakili oleh 14 orang di MPR. Jika dihitung secara kasar, maka setiap anggota MPR asal Kalbar mewakili aspirasi 313.999 jiwa, setap anggota DPR asal Kalbar mewakili aspirasi 439.599 jiwa, dan setiap anggota DPD mewakili aspirasi 1.098.996 jiwa.

Berikut ini adalah para wakil Kalimantan Barat di pusat:

  1. dr. Karolin Margret Natasa, seorang dokter yang juga putri dari Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, M.H..;
  2. Lasarus, S.Sos., M.Si., anggota DPRD Kab. Sintang periode 2004–2009;
  3. Ir. Dolfie Ofp, direktur-eksekutif sebuah lembaga bernama REKODE;
  4. Ir. H. Zulfadhli, dosen Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dan juga Ketua DPRD Prov. Kalimantan Barat periode 2004–2009;
  5. Drs. Kamaruddin Sjam, M.M., seorang pengusaha, Direktur Utama PT Lanang Bersatu;
  6. Ir. H. Lim Sui Khiang, seorang pengusaha;
  7. Albert Yaputra S.Sos., seorang pengusaha, menduduki kursi DPR setelah caleg terpilih Henri Usman meninggal sebelum dilantik;
  8. H. Usman Ja'far, seorang pengusaha dan Gubernur Kalimantan Barat periode 2003–2008;
  9. H. Sukiman, S.Pd., M.M., Ketua DPRD Kab. Sintang periode 2004–2009; 
  10. Rahman Amin, seorang pengusaha, bukan putra Kalbar, namun diletakkan PKS untuk mewakili Kalbar;
  11. Maria Goreti, S.Sos., M.Si., anggota DPD-RI periode 2004–2009 yang terpilih kembali;
  12. Hj. Sri Kadarwati, anggota DPD-RI 2004–2009 yang terpilih kembali. Ia merupakan janda dari Alm. H. Aspar Aswin, Gubernur Kalimantan Barat periode 1993–2003;
  13. Hj. Hairiah, S.H., M.H., seorang pengacara; dan
  14. Erma Suryani Ranik, S.H., seorang jurnalis dan konsultan hukum.
Jika dilihat dari perorangan, kesepuluh anggota DPR tersebut mewakili aspirasi 34,5% pemilih, dan keempat anggota DPD mewakili aspirasi 28,5% pemilih. Dari sisi partai politik, Kalimantan Barat diwakili oleh enam partai yang secara keseluruhan mewakili aspirasi 63.5% pemilih.

Selain itu, ada beberapa hal menarik perhal wakil-wakil Kalbar di pusat:
  • Keempat anggota DPD asal Kalimantan Barat adalah perempuan, menjadikan Kalimantan Barat sebagai satu-satunya provinsi yang wakil DPD-nya perempuan semua.
  • dr. Karolin Margret Natasa tercatat sebagai anggota DPR dengan perolehan suara terbanyak ketiga se-Indonesia.
  • Wakil Kalbar termasuk salah satu yang termajemuk dalam hal agama dibandingkan provinsi lainnya: 50% orang Muslim, 28,6% Katolik, 14,3% Protestan, dan 7,1% Buddha.

Selasa, 29 Mei 2012

Mengenang Pilkada DKI Jakarta 2007

Pemilukada DKI Jakarta tinggal menunggu hitungan hari. Namun tidak ada salahnya jika kita mellihat balik sekejap pilgub pertama di ibu kota kita lima tahun silam.


Berbeda dengan Pemilukada 2012, Pilkada 2007 hanya diikuti dua pasangan calon, yakni:

  1. Drs. H. Adang Daradjatun dan H. Dani Anwar yang dicalonkan oleh PKS yang pada Pemilu 2004 memperoleh 23,3% suara dan 24,0% kursi DPRD; dan
  2. Dr.-Ing. H. Fauzi Bowo dan Mayjen TNI (Purn.) Prijanto yang dicalonkan oleh gabungan 19 partai politik, yakni Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Partai Golkar, PAN, PPP, PDS, PBR, PKPB, PBB, Partai Patriot Pancasila, PPNUI, Partai PDK, PKPI, PPDI, Partai Pelopor, PNI Marhaenisme, PBSD, Partai PIB, dan PPD, yang jika digabungkan memperoleh 72,4% suara dan 70,7% kursi DPRD.

Pilkada 2007 ini memegang dua rekor dalam pilkada periode 2004–2009, yakni pilkada yang paling banyak diliput media, serta pilkada dengan koalisi parpol terbesar yang mendukung satu calon, yakni 19 partai mendukung pasangan Fauzi Bowo & Prijanto.

Dengan jargon "Jakarta untuk Semua", pasangan Fauzi & Prijanto berhasil menarik hati warga Jakarta dan memenangkan Pilkada 2007 dengan 57,9% suara. Sedangkan Adang & Dani yang mengusung jargon "Ayo Benahi Jakarta!" hanya mampu menarik hati 42,1% suara.

Di tingkat kabupaten/kotamadya, Fauzi & Prijanto juga menang di setiap kabupaten/kotamadya se-DKI, dengan kemenangan terbesar di Kepulauan Seribu dengan 66,9% suara, diikuti Jakarta Barat dengan 60,9% suara, Jakarta Utara 57,6% suara, Jakarta Selatan 57,4%, Jakarta Timur 56,8%, dan kemenangan terkecil di Jakarta Pusat dengan 56,0% suara.

Di tingkat kecamatan, Fauzi & Prijanto menang di hampir setiap kecamatan, dengan kemenangan terbesar di Taman Sari dengan 68,0% suara dan kemenangan terkecil di Palmerah dengan 51,7% suara. Fauzi & Prijanto kalah hanya di satu kecamatan, yakni Tanah Abang dengan perolehan 47,1% suara.

Sementara angka golput tercatat mencapai 36,7% dari daftar pemilih tetap.

Selasa, 22 Mei 2012

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012

Berikut ini adalah daftar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Keputusan KPU DKI Jakarta No. 267/KPU-PROV-010/V/2012:


  1. Dr. Ing. H. Fauzi Bowo dan Mayjen (Purn.) H. Nachrowi Ramli dicalonkan oleh gabungan tujuh partai politik (Partai Demokrat, PAN, Partai Hanura, PKB, PBB, PKNU, dan PMB) yang pada Pemilu 2009, secara keseluruhan memperoleh 1.590.792 (44,2%) suara dan 41 (43,6%) kursi DPRD;
  2. Mayjen (Purn.) Drs. H. Hendardji Soepandji, S.H. dan Ir. H. A. Riza Patria, M.B.A., calon perseorangan dengan dukungan 419.416 (4,1%) warga;
  3. Ir. H. Joko Widodo dan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. dicalonkan oleh gabungan dua partai politik (PDI Perjuangan dan Partai Gerindra) yang pada Pemilu 2009, secara keseluruhan memperoleh 572.457 (15,9%) suara dan 17 (18,1%) kursi DPRD;
  4. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. dan Prof. Dr. Didik Junaedi Rachbini dicalonkan oleh PKS yang pada Pemilu 2009 memperoleh 620.207 (17,2%) suara dan 18 (19,1%) kursi DPRD;
  5. Faisal Batubara dan Biem Triani Benjamin, calon perseorangan dengan dukungan 487.150 (4,8%) warga; dan
  6. Ir. H. Alex Noerdin, S.H. dan Letjen Marinir (Purn.) H. Nono Sampono dicalonkan oleh gabungan 18 partai politik (Partai Golkar, PPP, PDS, Partai Patriot, PKPB, PKDI, Partai RepublikaN, Partai PIB, PPD, PIS, PNBK Indonesia, Partai Buruh, PPI, PPNUI, PPDI, PNI Marhaenisme, Partai Merdeka, dan PSI) yang pada Pemilu 2009, secara keseluruhan memperoleh 671.211 (18,6%) suara dan 18 (19,1%) kursi DPRD.
Pemilukada Provinsi DKI Jakarta akan dilaksanakan pada 11 Juli 2012 dengan masa kampanye selama 14 hari, yakni pada 24 Juni hingga 7 Juli 2012. Jikalau tidak ada pasangan calon yang memperoleh lebih dari 50% suara, maka akan diadakan pemilihan putaran kedua pada 20 September 2012 dengan masa kampanye selama tiga hari (14–16 September 2012). Pasangan calon yang memenangkan Pemilukada dijadwalkan akan dilantik pada 7 Oktober 2012.


♫ Nyok kité milih, NYOK! ♪ Nyok kité coblos, NYOK! ♪
♪ Pemimpin yang jujur, adil, dan bijaksané ♪ Untuk Jakarté kité ♪
♪ Nyok susksésin Pemilukada Jakarté  NYOK! ♫

♫ Pemilukada DKI Jakarta  Jujur, bersih, adil, berwibawa ♪
♪ Pemilukada DKI Jakarta  Mari kita berpartisipasi ♪
♪ Ayo datang dan mendaftar ♪ Ayo coblos, tentukan pilihan ♪
♪ Pemilukada DKI Jakarta ♪ Untuk kita semua demi kebaikan ♪
♪ Pemilukada DKI Jakarta ♪ Ayo seg'ra daftar dan coblos ♫

Logo dan Tema HUT Kemerdekaan RI Ke-67 Tahun 2012

Kementerian Sekretariat Negara RI telah merilis logo dan tema HUT Kemerdekaan RI Ke-67 pada 15 Mei kemarin, berikut logo dan temanya:
Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Bekerja Keras untuk Kemajuan Bersama, Kita Tingkatkan Pemerataan Hasil-hasil Pembangunan untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dari sisi desain logo, harus sedikit diapresiasi atas perubahan logo dibanding logo terdahulu, seperti tidak ada penambahan bendera juga ditambahnya garis putih di angkanya. Meskipun begitu, perubahannya tidak jauh berbeda, sehingga tetap terkesan monoton dari tahun ke tahun. Kemudian, meskipun telah tujuh tahun berlalu, tetap tidak ada keterangan resmi dari pemerintah mengenai filosofi, arti, atau makna logo tersebut.

Dari sisi tema, tetap tidak jauh berbeda dibanding tema-tema sebelumnya, yakni panjang, bertele-tele, serta susah dicerna dan dipahami. Apalagi tema tahun ini seperti memberi janji surga pemerataan pembangunan dan keadilan sosial, kondisi yang jauh dari kata tercapai sejak era penjajahan, kemerdekaan, orde baru, hingga sekarang.

Seharusnya pemerintah tak usah malu belajar logo dan tema negara tetangga yang dinamis, singkat, padat, jelas, dan mudah dicerna.

Untuk perbandingan, berikut logo dan tema HUT Kemerdekaan RI sejak 2005:


  • Tema HUT ke-60 (2005): Dengan Semangat Proklamasi 1945, Kita Perkokoh Persatuan Dan Kebersamaan, Menuju Indonesia yang Aman, Adil, Demokratis, dan Sejahtera.
  • Tema  HUT ke-61 (2006): Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Tingkatkan Rasa Kebangsaan dan Kebersamaan untuk Membangun Indonesia yang Bersatu, Aman, Adil, Demokratis, dan Sejahtera.
  • Tema  HUT ke-62 (2007): Dengan Semangat Persatuan dan Etos Kerja, Kita Percepat Pertumbuhan Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan untuk Mewujudkan Keadilan dan Kesejahteraan Bagi Rakyat Indonesia.
  • Tema  HUT ke-63 (2008): Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Lanjutkan Pembangunan Ekonomi Menuju Peningkatan Kesejahteraan Rakyat, serta Kita Perkuat Ketahanan Nasional Menghadapi Tantangan Global.
  • Tema  HUT ke-64 (2009): Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Tingkatkan Kedewasaan Kehidupan Berpolitik dan Berdemokrasi serta Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional Menuju Indonesia yang Bersatu, Aman, Adil, Demokratis, dan Sejahtera.
  • Tema  HUT ke-65 (2010): Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945. Kita Sukseskan Reformasi Gelombang Kedua, untuk Terwujudnya Kehidupan Berbangsa yang Makin Sejahtera, Makin Demokratis, dan Makin Berkeadilan.
  • Tema  HUT ke-66 (2011): Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Tingkatkan Kesadaran Hidup dalam ke-Bhinneka-an untuk Kokohkan Persatuan NKRI, Kita Sukseskan Kepemimpinan Indonesia dalam Forum ASEAN untuk Kokohkan Solidaritas ASEAN.



Setidaknya, logo di samping ini kemungkinan tidak akan muncul pada 2014 mendatang.


Selasa, 10 April 2012

Pertabalan Yang di-Pertuan Agong XIV


Esok merupakan salah satu hari bersejarah bagi Malaysia. Rakyat Malaysia akan bergembira menyambut penobatan raja barunya. Sultan Kedah Tuanku Abdul Halim yang menaiki takhta sebagai Yang di-Pertuan Agong ke-14 pada 13 Desember 2011 kemarin, akan melangsungkan upacara penobatan pada 11 April 2012. Baginda akan dinobatkan dengan gelar resmi Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong Almu'tassimu Muhibbudin Tuanku Al-Haj Abdul Halim Mu'adzam Shah Ibni Al-Marhum Sultan Badlisah. Upacara penobatan merupakan tradisi penting dalam sistem kerajaan, karena menurut tradisi, seorang raja baru dianggap resmi menduduki takhta jika upacara penobatan telah dilangsungkan, alias kedudukannya sebagai raja tidak akan diperdebatkan.

Yang lebih istimewa, Tuanku Abdul Halim juga mencetak sejarah baru takhta Yang di-Pertuan Agong. Baginda merupakan sultan pertama dalam sejarah Malaysia yang dua kali menaiki takhta Yang di-Pertuan Agong. Sebelumnya, Baginda juga ialah Yang di-Pertuan Agong ke-5 yang bertakhta pada tahun 1970–1975.

Untuk informasi, Malaysia menganut sistem kerajaan yang unik karena rajanya yang bergelar Yang di-Pertuan Agong menaiki takhta dengan sistem pemilihan, bukan keturunan, dan rajanya hanya bertakhta selama lima tahun. Karena Malaysia memiliki sembilan Sultan serta ingin mengekalkan bentuk kerajaan, maka dianutlah sistem ini untuk menjamin bahwa masing-masing Sultan itu memiliki kedudukan yang setara.

Sistem pemilihannya cukup sederhanya, yakni kesembilan Sultan yang tergabung dalam Majlis Raja-Raja akan bersidang dan memilih salah satu di antara mereka dengan cara voting untuk menduduki takhta Raja se-Malaysia alias Yang di-Pertuan Agong. Namun pada kenyataannya, terdapat suatu konsensus yakni takhta Yang di-Pertuan Agong digilir dari satu Sultan ke Sultan lainnya untuk mencegah munculnya Sultan yang lebih dominan.

Selain menaiki takhta Yang di-Pertuan Agong dua kali, Tuanku Abdul Halim juga mencetak sejarah baru lainnya. Di usianya yang telah menginjak 84 tahun, Tuanku Abdul Halim merupakan Yang di-Pertuan Agong tertua dalam sejarah Malaysia, mengalahkan rekor Yang di-Petuan Agong ke-11 Sultan Salahuddin Abdul Aziz yang berusia 75 tahun.

Meskipun Tuanku Abdul Halim dua kali menaiki takhta, namun tidaklah bagi permaisurinya. Ketika Baginda menaiki takhta pada tahun 1970, istri pertamanya Tuanku Bahiyah dilantik sebagai Raja Permaisuri Agong. Tuanku Bahiyah meninggal pada tahun 2003, maka istri keduanya, Haminah binti Hamidun yang menggantikannya sebagai permaisuri.

Akhir kata, semoga dengan penobatan Yang di-Pertuan Agong ke-14, institusi raja di Malaysia dapat lebih menunjukkan eksistensinya sebagai lambang kedaulatan negara maupun perpaduan bangsa di Malaysia.

Titah Baginda kami junjung
Jasa Baginda kami sanjung

Demi mempertahankan kedaulatan negara
Dinobat serata dunia
Kami doakan, kami pohonkan
Kedaulatan dan kesejahteraan

Menjunjung adat, menjulang martabat
DAULAT TUANKU!
DIRGAHAYU TUANKU!

Sabtu, 10 Maret 2012

Logo Kementerian Negara Indonesia

Setelah berhari-hari, akhirnya selesai juga proyek pribadi saya mengumpulkan dan meng-edit logo-logo kementerian menjadi poster. Berikut ini hasilnya, silahkan diunduh bagi yang berkenan.

Logo Kementerian Negara Republik Indonesia

Sedikit informasi tambahan:
  • Sebelum Kabinet Indonesia Bersatu II, sebagian kementerian dikenal dengan istilah departemen.
  • Saat ini terdapat 34 kementerian.
  • Dari 34 kementerian, enam di antaranya tidak memiliki logo tersendiri.

Senin, 06 Februari 2012

Foto Resmi Jubli Permata Ratu Elizabeth II

Hari ini, tepat di hari ulang tahun ke-60 takhta Ratu Elizabeth II (Jubli Permata), dua foto resmi Ratu Elizabeth II dalam rangka peringatan Jubli Permata dirilis. Foto tersebut dipotret oleh John Swannel atas permintaan pihak Istana di Ruang Tengah, Istana Buckingham, pada Desember 2011. 

Foto Resmi Ratu Elizabeth II dalam rangka Jubli Permata 2012
Pada foto pertama, terlihat Ratu Elizabeth II sendiri dengan Memorial Victoria sebagai latarnya. Memorial Victoria merupakan sebuah monumen di lapangan depan Istana Buckingham, yang dibangun pada tahun 1911 untuk mengenang Ratu Victoria. Pada foto ini, Ratu Elizabeth II mengenakan Gaun Kenegaraan berwarna putih dengan corak berwarna perak hasil karya Angela Kelly.

Ratu juga mengenakan Mahkota Kenegaraan dari dari permata yang dibuat pada tahun 1820. Mahkota ini hanya digunakan Ratu pada saat upacara kenegaraan seperti Pembukaan Sidang Parlemen. Selain itu, Ratu juga mengenakan kalung milik Ratu Victoria. Kalung ini digunakan Ratu Victoria pada foto resmi jubli permatanya pada tahun 1897.

Tampak pula Ratu mengenakan Selempang Garter berwarna biru dengan Lencana Keluarga Kerajaan Raja George V dan Raja George VI. Ratu juga tampak mengenakan Bintang Garter.

Foto Resmi Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip dalam rangka Jubli Permata 2012
Pada foto kedua, Ratu Elizabeth II berfoto bersama suaminya, Pangeran Philip. Pada foto ini, Pangeran Philip mengenakan Seragam Angkatan Laut Kerajaan dengan Selempang Garter beserta beberapa medali yang pernah diterimanya. Medali yang dikenakan dari kiri hingga ke kanan, antara lain Lencana Pelayanan Ratu, Bintang 1939-1945, Bintang Atlantik, Bintang Afrika, Bintang Burma, Bintang Italia, Medali Perang 1939-1945, Medali Pemahkotaan Raja George VI, Medali Pemahkotaan Ratu Elizabeth II, Medali Jubli Perak Ratu Elizabeth II, Medali Jubli Emas Ratu Elizabeth II, Lencana Angkatan Bersenjata Kanada, Medali Peringatan Selandia Baru, Medali Ulang Tahun Ke-50 Salib George Malta, Lencana Salib Perang Yunani, dan Lencana Perang.

Kedua foto tersebut merupakan hak cipta Istana Kerajaan Britania Raya dan John Swannel. Kedua foto tersebut diizinkan untuk diunduh dan digunakan secara bebas oleh perorangan maupun organisasi. Namun foto tersebut dilarang digunakan untuk tujuan komersial.

Akhir kata, saya mengucapkan selamat kepada Ratu Elizabeth II atas rekor barunya menjadi ratu kedua dalam sejarah Britania Raya yang memperingati Jubli Permata. Semoga perayaannya pada Bulan Juni mendatang berjalan dengan lancar. Rakyat Britania Raya sungguh sangat beruntung memiliki ratu yang berdedikasi tinggi terhadap tugas dan kewajibannya demi rakyat dan negaranya.

God Save The Queen!