Selasa, 27 Oktober 2015

Arak-arakan Pengantin Melayu Pontianak

Pada 25 Oktober 2015, masih dalam rangka HUT Kota Pontianak 2015, Pemkot Pontianak mengadakan acara Arak-arakan Pengantin Melayu yang kemudian diikuti dengan nikah massal bagi warga yang kurang mampu. Jadwal arak-arakan ini mengalami sedikit perubahan dari jadwal semua. Arak-arakan yang rencananya dimulai dari Megamal Ayani berubah sehingga dimulai dari Museum Kalimantan Barat. Begitupun waktunya yang semua dijadwal mulai pukul 07.00, molor 1 jam sehingga baru dilepas secara resmi oleh Walikota Pontianak H. Sutarmidji, S.H., M.Hum. pada pukul 08.05 WIB. Arak-arakan ini mengambil rute di Jl. Jend. A. Yani, dari Museum Kalimantan Barat hingga Masjid Raya Mujahidin. Karena berbarengan dengan jadwal Car Free Day, banyak masyarakat yang menghentikan sejenak kegiatan olahraganya dan antusias menonton arak-arakan ini. Arak-arakan ini berlangsung dengan lancar dan cukup meriah meskipun kabut asap kembali menebal pada pagi itu. Berikut ini foto-foto yang sempat kujepret seputar Arak-arakan Pengantin Melayu.

Tampak Walikota Sutarmidji dan Ibu Lismaryani beserta Bapak Sekda Mochamad Akip turut berpartisipasi










Festival Drum Band & Fashion Road 2015

Sebagai salah satu acara rangkaian peringatan HUT Kota Pontianak ke-244, diselenggarakan Festival Drum Band & Fashion Road di Jl. Gajah Mada pada 24 Oktober 2015. Pawai ini bisa dibilang berlangsung meriah dan cukup menghibur warga sekitar.



Di balik kemeriahan itu, sebenarnya terdapat beberapa kekurangan yang menurutku bisa diperbaiki agar ke depannya bisa lebih baik lagi.

Pertama, jarak antar kelompok peserta menurutku terlalu jauh dan lama. Setiap satu kelompok lewat, kita harus menunggu kurang lebih 5 menit hingga kelompok berikutnya lewat lagi. Hal ini menyebabkan para penonton kebosanan menunggu serta menjadikan durasi pawai berlangsung cukup lama, dari pagi hingga petang. Seharusnya jarak antar kelompok diatur agar penonton dapat menyaksikan iring-iringan pawai tanpa jeda hingga selesai.

Kedua, pengaturan lalu lintas kendaraan juga lebih baik jika diperketat lagi. Meskipun dilalui pawai, masih terlihat banyak kendaraan, baik roda dua maupun empat yang masuk ke jalan. Bahkan banyak kendaraan, terutama roda dua, yang mencoba mendahului iring-iringan pawai. Hal ini selain dapat membahayakan para peserta pawai, juga membahayakan warga sekitar yang menonton. Seharusnya sepanjang Jl. Gajah Mada yang dilalui pawai benar-benar disterilkan dan setiap kendaraan dialihkan jalurnya.

Ketiga, pawai ini sepertinya kurang promosi mengingat jumlah masyakarakat yang menonton tergolong lebih rendah, terutama jika dibandingkan Karnaval Khatulistiwa pada Agustus kemarin atau dengan Arak-arakan Naga Cap Go Meh pada Maret lalu. Atau mungkin masyarakat agak jenuh dengan pawai karena belum genap dua minggu yang lalu, juga diselenggarakan Pawai Akbar memperingati Tahun Baru Hijriah.

Keempat, ini hanya pendapatku pribadi. Di hari yang sama, di Istana Kadriah, digelar acara penobatan Putra Mahkota Kesultanan Pontianak serta pemberian gelar-gelar kebangsawanan. Meniru iring-iringan keluarga kerajaan di Inggris atau Belanda, mungkin akan menarik seandainya jika terdapat iring-iringan kerabat Kesultanan yang dipadukan dengan Festival Drum Band & Fashion Road ini. Hal ini selain dapat menunjukkan eksistensi Kesultanan Pontianak, juga agar masyarakat lebih mengenal Kesultanan sebagai bagian dari sejarah dan kebudayaan Pontianak.

Kelima adalah masih kurang disiplinnya warga Kota Pontianak, baik dari para peserta pawai, penjaja makanan/minuman tepi jalan, hingga masyarakat yang menonton. Pada sore hari, setelah pawai usai, tampak sampah yang berserakan di Jl. Gajah Mada. Bahkan ada pot tanaman yang rusak. Berikut ini foto kondisi jalan setelah pawai usai.


Semoga ke depannya, pawai seperti ini lebih dipromosikan dan lebih ditingkatkan lagi kualitasnya serta fasilitas umumnya agar semakin menarik wisatawan untuk berwisata di Kota Pontianak, Kota Khatulistiwa.

Minggu, 25 Oktober 2015

Kalbar SMESCO Expo dan Pontianak Expo (Oktober 2015)

Pada bulan Oktober ini, terdapat dua pameran yang digelar di Pontianak Convention Centre, yaitu Kalbar SMESCO Expo 2015 pada 16-18 Oktober 2015 dan Pontianak Expo 2015 pada 22-25 Oktober 2015. Kalbar SMESCO Expo merupakan pameran produk unggulan, kerajinan daerah, koperasi, UMKM, dan PKBL yang digelar oleh Pemprov Kalimantan Barat. Sementara Pontianak Expo merupakan pameran produk unggulan dan khas daerah yang digelar oleh Pemkot Pontianak.

Berikut ini adalah foto suasana Kalbar SMESCO Expo 2015 yang kujepret pada 17 Oktober 2015.

Stan dari Kota Pontianak dan Prov. Jawa Timur di Kalbar SMESCO Expo 2015.
Tampak stan dari Kab. Kudus, Prov. Lampung, serta Diskop-UMKM Kalbar.
Tampak stan dari Kab. Karangasem, Kab. Sintang, dan Prov. Jawa Timur di Kalbar SMESCO Expo 2015.


Berikut ini adalah foto suasana Pontianak Expo 2015 yang kujepret pada 23 Oktober 2015. 

Gedung Pontianak Convention Centre
Talkshow bersama Kepala Ombudsman Kalbar Agus Priyadi, S.H. dan Walikota Pontianak H. Sutarmidji, S.H., M.Hum..
Tampak stan dari Kota Surabaya dan Kab, Kediri.
Stan dari Pemkot Pontianak.
Penampakan Pontianak Expo 2015 dari lantai dua.
Stan Pemkot Pontianak dilengkapi replika Tugu Khatulistiwa.

Air Mancur Taman Alun Kapuas

Di Taman Alun Kapuas, terdapat tiga buah air mancur. Air mancur pertama terletak di tepi sungai, berdampingan dengan replika Tugu Khatulistiwa; air mancur kedua berada di tengah-tengah, menjadi batas antara sisi kiri dan kanan taman; dan yang ketiga merupakan air mancur menari yang berada di depan tribun. Sebelum pengerjaan renovasi taman, Air mancur pertama biasanya hanya dinyalakan pada sore dan malam hari saja. Hampir tidak pernah terlihat beroperasi pada pagi atau siang hari. Air mancur ketiga hanya dinyalakan pada malam hari, pada jam-jam tertentu. Sedangkan air mancur kedua, hampir tidak pernah terlihat beroperasi.

Sejak taman mulai direnovasi pada Agustus lalu, ketiga air mancur tersebut tak pernah lagi terlihat menyala. Namun, pada 23 Oktober 2015 pagi, dua dari tiga air mancur tersebut tampak dinyalakan. Mungkin dalam rangka ikut memeriahkan HUT Kota Pontianak ke-244. Karena di saat yang bersamaan, digelar acara di depan Kantor Walikota Pontianak yang terletak di seberang Taman Alun Kapuas.

Saya pribadi berharap, setelah Taman Alun Kapuas dibuka kembali, ketiga air mancur tersebut dapat dinyalakan terus-menerus dengan durasi yang panjang dari pagi hingga malam. Selain menambah keindahan, juga memberi peluang bagi warga ataupun wisatawan untuk menikmati air mancurnya kapanpun ia berkunjung. Jangan sampai kesan terhadap Taman Alun Kapuas agak berkurang karena tidak dapat menikmati keindahan air mancurnya.

Berikut ini foto air mancur yang sempat kuambil di Taman Alun Kapuas pada 23 Oktober 2015 pagi hari.

Air mancur ketiga tetap indah walaupun dinyalakan pada pagi hari, tidak harus malam.
Air mancur kedua yang sudah sejak lama tidak pernah lagi terlihat dinyalakan.
Air mancur di tepi sungai ini jika ditata maksimal, tentu bisa menjadi daya tarik utama di Taman Alun Kapuas dan menjadi ikon Kota Pontianak, seperti halnya air mancur Merlion di Singapura.
Air mancur ini akan lebih indah jika direstorasi kembali seperti awalnya. Agar pencurian tidak terjadi lagi, pengamanan air mancur tentu harus diperketat.
Kabel yang melintang ke replika Tugu Khatulistiwa itu mungkin perlu diatur ulang agar tidak mengurangi pemandangan.

Dan ini video yang sempat kuambil:

Jumat, 23 Oktober 2015

Selamat Hari Jadi Kota Pontianak Ke-244

Selamat Hari Jadi Kota Pontianak Ke-244

"Dengan Semangat Hari Jadi Kota Pontianak,
Kita Jadikan Pontianak Smart City Siap Menyapa Dunia"

Spanduk Ucapan dari Walikota dan Wakil Walikota Pontianak beserta Istri
Jl. Rahadi Usman, Kel. Tengah, Kec. Pontianak Kota (23 Oktober 2015)
Jamuan/Open House di Kantor Walikota Pontianak Memperingati HUT Pontianak ke-244
Jl. Rahadi Usman, Kel. Tengah, Kec. Pontianak Kota (23 Oktober 2015)
Hadir pula Duli Tuanku Sultan Syarif Abubakar Alkadrie di Kantor Walikota Pontianak. (23 Oktober 2015)
Tampak Duli Tuanku Sultan yang mesra dengan rakyat dan tidak sungkan diajak berfoto bersama. (23 Oktober 2015)

Rabu, 21 Oktober 2015

Car Free Day Pontianak (18 Oktober 2015)

Pada 18 Oktober 2015, Pemkot Pontianak menyelenggarakan Festival Permainan Anak Tradisional di kawasan Car Free Day, Jl. Jend. A. Yani. Hal yang menarik adalah kehadiran Bapak Walikota Sutarmidji yang turut mencoba beberapa permainan anak. Berikut ini adalah foto-foto suasana Car Free Day tersebut.

Suasanya Car Free Day di  Jl. Jend. A. Yani (dekat GOR Pangsuma).

Atraksi drum-band sebagai pembuka Festival Permainan Anak Tradisional

Pak Walikota ikut mencoba permainan.
Bapak Sutarmidji masih mencoba permainan lainnya.
Tampak Bapak Sekda Mochamad Akip turut mendampingi Pak Wali.
Pak Sutarmidji mencoba menendang bola.
Semakin ramai warga yang berkumpul untuk melihat Bapak Walikota secara langsung.

Suasana Car Free Day di Jl. Jend. A. Yani (depan Megamal Ayani).

Senam aerobik di Megamal Ayani.