Minggu, 22 Mei 2016

Pawai Gawai Dayak XXXI

Pada 20 Mei 2016, sebagai bagian dari rangkaian acara pembukaan Gawai Dayak XXXI, diadakan pawai budaya Dayak di Kota Pontianak. Secara umum, pawai ini memang tidak seheboh pawai Cap Go Meh. Bisa dilihat dari minimnya media lokal yang turut mensosialiasikan, hingga minimnya penutupan jalan sehingga peserta pawai harus berbagi ruang dengan kendaraan bermotor.

Sangat jauh berbeda dengan pawai Cap Go Meh atau Karnaval Khatulistiwa pada tahun lalu. Banyak warga dari berbagai penjuru kota sudah berkumpul di tepi-tepi jalan di sepanjang jalur yang dilalui untuk melihat pawai tersebut. Sebaliknya, banyak warga yang tidak tahu dengan keberadaan pawai Gawai ini. Mayoritas masyarakat yang menonton adalah yang memang beraktivitas di jalur yang dilalui atau yang secara kebetulan sedang berada di jalur yang dilalui pawai.

Kurangnya sosialisasi menurutku menjadi alasan utama pawai Gawai tidak disambut dengan antusias. Seharusnya pawai seperti ini lebih terorganisir dan lebih dipromosikan. Kota Pontianak yang minim tempat wisata tentu bisa memanfaatkan kegiatan pawai budaya sebagai daya tarik wisatanya, misalnya pawai naga di bulan Februari dalam rangka Cap Go Meh, Pawai Gawai Dayak di bulan Mei, juga ada pawai ta'ruf dalam rangka Tahun Baru Hijriah. Ditambah lagi ada pawai drumband dan fashion road dalam rangka HUT Kota Pontianak di bulan Oktober.

Saya sendiri tergolong cukup beruntung karena kebetulan berada Jl. Slt. Abdurrahman sehingga menyempatkan diri menjepret beberapa foto. Berikut ini beberapa foto yang sempat kujepret.

Ada yang membawa Bendera Negeri Sarawak. Bisa jadi karena terdapat wakil dari Sarawak turut berpartisipasi. Atau mungkin pula sebagai wujud solidaritas karena kuatnya keterikatan sosial dan budaya antara Kalimantan Barat dengan Sarawak.

Jumat, 20 Mei 2016

Hari Kebangkitan Nasional ke-108


Hari ini, 20 Mei 2016, segenap bangsa Indonesia menyambut/memperingati Hari Kebangkitan Nasional, yaitu hari untuk memperingati dimulainya masa kebangkitan semangat dan rasa nasionalisme Indonesia, yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.

Boedi Oetomo sendiri adalah organisasi kepemudaan yang didirikan oleh dr. Soetomo atas gagasan dari dr. Wahidin Soedirohoesodo, yang bergerak di bidang kebudayaan dan sosial. Namun pada akhirnya, organisasi ini menginspirasi para pemuda untuk membentuk gerakan menuju Indonesia merdeka, sehingga berdirinya Boedi Oetomo dianggap sebagai tonggak awal gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Hari Kebangkitan Nasional yang sering disingkat sebagai Harkitnas merupakan satu dari enam hari besar nasional yang mewajibkan pengibaran Sang Merah Putih di setiap rumah warga. Namun sayangnya, banyak warga yang mengabaikan hal ini. Bisa jadi karena ketidaktahuan akibat kurangnya sosialiasi, atau karena ketidakpedulian.

Hari Kebangkitan Nasional ke-108 pada 20 Mei 2016 mengambil tema:
"Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri, dan Berkarakter."
Tema ini diambil untuk menunjukkan bahwa tantangan apapun yang dihadapi Indonesia saat ini, harus dijawab dengan memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter.


Saya sendiri, di Harkitnas ini, mencoba memperingatinya dengan memotret beberapa jalan di Kota Pontianak yang memiliki sedikit hubungan dengan Harkitnas. Berikut ini beberapa foto yang kujpret:

Jl. Kebangkitan Nasional, Kel. Batu Layang, Kec. Pontianak Utara (20 Mei 2016)
Jl. Budi Utomo, Kel. Siantan Hulu, Kec. Pontianak Utara (20 Mei 2016)
Jl. Dr. Sutomo, Kel. Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota (20 Mei 2016)
Jl. Dr. Wahidin. S, Kel. Pal Lima, Kec. Pontianak Barat (20 Mei 2015)

SELAMAT HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108
AYO KERJA

Senin, 09 Mei 2016

Pilihan Raya Negeri Sarawak 2016

Sabtu, 7 Mei 2016, Negeri Sarawak di Malaysia menyelenggarakan Pilihan Raya Negeri ke-11. Ini hasilnya:


Secara umum, Pilihan Raya Negeri Sarawak diikuti oleh 229 calon untuk mengisi 82 kursi Dewan Undangan Negeri (DUN) Sarawak. 229 calon tersebut terdiri dari 36 calon independen dan 193 calon yang diusung partai politik. Sebanyak 11 partai politik ikut berkompetisi dalam pilihan raya kali ini.

PRN kali ini merupakan pilihan raya pertama dalam beberapa hal, antara lain:
  • pertama di masa kepemimpinan Yang di-Pertua Negeri Tun Abdul Taib Mahmud;
  • pertama yang diselenggarakan Ketua Menteri Tan Sri Adenan Satem;
  • pertama sejak tahun 1982 yang bukan di bawah Ketua Menteri Abdul Taib Mahmud; dan
  • pertama sejak penambahan kursi DUN Sarawak disahkan, dari 71 menjadi 82 kursi.


Koalisi Barisan Nasional (BN) kembali memenangkan PRN Sarawak, bahkan kemenangannya cukup gemilang karena berhasil menambah 11 kursi di DUN. Selaras dengan BN, partai-partai komponennya juga mengalami penambahan kursi. Parti Pesaka Bumiputera Bersatu (PBB) bertambah lima kursi, Parti Rakyat Bersatu Sarawak (SUPP) bertambah satu kursi, dan Parti Rakyat Sarawak (PRS) bertambah tiga kursi. Hanya Parti Demokratik Progresif Sarawak (SPDP) yang kursinya berkurang, yakni berkurang tiga kursi.

Hal menarik dari PRN kali ini adalah hadirnya calon langsung BN. Artinya calon tersebut maju dengan dukungan langsung dari BN dan diperbolehkan menggunakan simbol BN. Namun calon tersebut harus melepas segala atribut dan simbol partai asalnya, termasuk keanggotaannya. Kebijakan calon langsung ini dibuat sebagai jalan tengah untuk mengakomodasi calon dari partai baru hasil pecahan dari partai komponen BN, yaitu Parti Rakyat Bersatu (UPP) yang merupakan pecahan dari SUPP dan Parti Tenaga Rakyat Sarawak (TERAS) yang merupakan pecahan dari SPDP. Perpecahan inilah alasan mengapa SUPP hanya mampu menambah satu kursi, manakala kursi SPDP berkurang.

Dari enam partai oposisi (atau parti pembangkang dalam Bahasa Malaysia), hanya dua yang berhasil meraih kursi. Parti Keadilan Rakyat (PKR) berhasil mempertahankan tiga kursinya seperti PRN sebelumnya, manakala Parti Tindakan Demokratik (DAP) berkurang lima kursi, dari 12 menjadi tujuh.

Parti Amanah Negara (AMANAH) yang merupakan pecahan dari Parti Islam Se-Malaysia, menerjunkan lebih banyak calon, yakni 13 calon, berbanding 11 calon dari PAS. Namun jumlah calonnya tidak berbanding lurus dengan suaranya. Perolehan suara AMANAH justru jauh di bawah suara PAS.

Untuk pertama kalinya sejak tahun 1996, tidak ada calon independen yang memenangkan kursi DUN Sarawak.

Beberapa hal menarik lainnya antara lain:
  • Wong Kee Woan, calon DAP di Pelawan menjadi calon dengan perolehan suara tertinggi, yakni 13.056 suara.
  • Adenan bin Satem, calon BN-PBB di Tanjong Datu menjadi calon dengan persentase kemenangan tertinggi, yaitu 93,1% suara.
  • Calon dengan perolehan suara terendah adalah Johnny anak Aput, calon independen di Bukit Semunja, yang hanya memperoleh 53 suara.
  • Calon dengan persentase suara terendah adalah Yeu Bang Keng, calon independen di Bawang Assan, yakni hanya 0,43% suara.
  • Jika konstituensi Bukit Kota dan Bukit Sari tidak dihitung, angka golput tertinggi berada di Bukit Goram, yakni sebesar 41,3%.
  • Angka golput terendah berada di Muara Tuang, yakni sebesar 21,6%.
  • Terdapat tiga calon yang menang dengan suara pluralitas, yaitu suara terbanyak, namun kurang dari 50% suara, yaitu: Rolland Duat anak Jubin, calon BN-SPDP di Meluan dengan 37,4% suara; Alexander anak Vincent, calon BN-PRS di Ngemah dengan 46,1% suara; dan Tiong Thai King, calon langsung BN di Dudong dengan 46,4% suara.
Usai hasil perhitungan resmi diumumkan, tanpa menunda-nunda waktu, Tan Sri Datuk Patinggi Haji Adenan bin Haji Satem langsung mengangkat sebagai Ketua Menteri Sarawak untuk masa jabatannya yang kedua di hadapan Tuan Yang Terutama Yang di-Pertua Negeri Sarawak Tun Pehin Sri Abdul Taib bin Mahmud di Astana Negeri Sarawak pada 7 Mei 2016 sekitar pukul 22.00 waktu setempat.

Selasa, 03 Mei 2016

Galeri Kota Pontianak dan Kab. Kubu Raya (April 2016)

Berikut ini foto-foto di Kota Pontianak dan Kab. Kubu Raya yang sempat kujepret pada bulan April 2016, yang belum kubagi pada artikel-artikel sebelumnya.

Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, Jl. Jend. A. Yani, Kel. Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara (9 April 2016)
Sungai Kapuas di Desa Kuala Dua, Kec. Sungai Raya (24 April 2016)
Langit dan awan di atas Sungai Kapuas di Desa Kuala Dua, Kec. Sugai Raya (24 April 2016)
Gang/Parit Bentasan. Jl. Kebangkitan Nasional, Kel. Siantan Hulu, Kec. Pontianak Utara (26 April 2016)
Bunga kenikir alias ulam raja (Cosmos sulphureus) di Desa Sungai Raya Dalam, Kec. Sungai Raya (30 April 2016)

Senin, 02 Mei 2016

Pontianak Convention Centre (April 2016)

Pada bulan April 2016, saya berkesempatan mengunjungi Pontianak Convention Centre (PCC) dua kali. Yang pertama karena ada acara Pameran Ikan Hias & Aquascape yang kukunjungi pada 8 dan 9 April 2016. Yang kedua kali, pada 30 April 2016 untuk melihat acara Nusantara Expo.


Pameran Ikan Hias & Aquascape Kalimantan Barat
dan Kontes Siluk & Cupang 2016

Acara ini berlangsung pada 8–10 April 2016. Meskipun tajuk utamanya pameran ikan hias dan aquascape, namun sebagian besar ruang PCC digunakan untuk arena kontes ikan siluk. Berikut ini beberapa foto yang sempat kujepret.

Kontes Siluk
Juara utama (Grand Champion) pada Kontes Siluk
Simbol Nasional Indonesia
Pameran Aquascape
Pameran Aquascape
Stan milik Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar. Sedihnya, banyak kesalahan dalam penulisan deskripsi nama/klasifikasi ilmiah dari ikan arwana, dari gambar hingga urutan taksonomi. Jika beberapa waktu lalu, seorang artis dijerat kasus penghinaan/pelecehan simbol negara karena salah mendeskripsikan Lambang Negara Garuda Pancasila, apakah salah mendeskripsikan Ikan Simbol Nasional Indonesia bisa dianggap pelecehan/penghinaan?
Beberapa stan pameran
Ikan cupang
Kontes cupang

Hanya untuk informasi tambahan:
  • Ikan siluk merah atau yang lebih populer disebut arwana super-red merupakan Ikan Nasional Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden Soeharto melalui Keppres No. 4 Tahun 1993. Melalui Keppres tersebut pula, ikan siluk merah diberi julukan Satwa Pesona.
  • Ikan cupang, melalui Perda No. 5 Tahun 2015 yang ditandatangani oleh Walikota Sutarmidji, telah ditetapkan sebagai salah satu produk unggulan Kota Pontianak di bidang perikanan dan menjadi satu-satunya ikan hias dalam produk unggulan Pontianak.



Nusantara Expo (Pameran Nasional Produksi Dalam Negeri)

Acara ini berlangsung pada 29 April hingga 3 Mei 2016, berisikan stan-stan yang memperkenalkan hasil produksi lokal berbagai daerah di Indonesia. Meskipun bertajuk Nusantara, tampak produk-produk dari kawasan Jawa dan Kalimantan Barat mendominasi pameran ini. Selain itu, produk kain dan pakaian juga tampak mendominasi pameran ini. Dan seperti umumnya pameran di Indonesia, acara ini lebih menjadi ajang jualan (bazar) daripada pameran. Berikut ini beberapa foto yang sempat kujepret pada 30 April 2016.