Jumat, 08 Juli 2016

Museum Kalimantan Barat (1)

Museum Kalimantan Barat merupakan satu-satunya museum yang berada di Kota Pontianak, tepatnya di Jl. Jend. A. Yani, Kel. Parit Tokaya, Kec. Pontianak Selatan. Museum ini tergolong ke dalam kategori museum etnografi karena mayoritas pamerannya bertema kebudayaan di Kalimantan Barat, terutama dari etnis Dayak dan Melayu, ditambah sedikit dari etnis Cina. Dayak, Melayu, dan Cina memang dikenal sebagai tiga etnis terbesar di Kalimantan Barat.

Pembangunan Museum Kalimantan Barat dirintis sejak tahun 1974 dan mulai dibuka untuk umum pada 4 Oktober 1983. Namun, baru diresmikan pada 2 April 1988 oleh Sekjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bambang Triantoro. Kini, pengelolaan museum dipegang oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Museum Kalimantan Barat memiliki dua ruang pamer, yakni pameran tertutup yang berada di dalam gedung utama museum dan pameran terbuka yang berada di halaman belakang museum. Adapun waktu dibukanya ruang pamer tertutup, antara lain:
  • Senin: Tutup;
  • Selasa–Kamis: buka pukul 08.00–14.30 WIB;
  • Jumat: buka pukul 08.00–11.00 WIB dan pada 13.00–14.30 WIB;
  • Sabtu, Minggu, dan hari libur: buka pukul 08.00–14.00 WIB.
Sedangkan tarif masuk ke ruang pamer tertutup, antara lain:
  • Pelajar (TK/SD/SMP/SMA/Mahasiswa): Rp2.000 per orang;
  • Umum (Warga Negara Indonesia): Rp3.000 per orang;
  • Warga Negara Asing atau Peneliti: Rp10.000 per orang.

Berikut ini beberapa foto Museum Kalimantan Barat yang kujepret pada 3 Juli 2016:

Museum Kalimantan Barat.
Relief Budaya Dayak.
Relief Budaya Melayu.
Patung Dayak dan Melayu. Tidak jelas apakah gestur patung ini bermaksud "Selamat Datang" atau "Selamat Jalan", Ada yang menyebut "selamat datang", namun letak patung ini berada di jalur keluar museum.
Prasasti Peresmian Museum Kalimantan Barat oleh Bambang Triantoro, Sekjen Depdikbud RI.
Ruang Pengenalan: koleksi arkeologi masa paleolitik, mesolitik, dan neolitik.
Ruang Pengenalan: koleksi arkeologi masa megalitik dan perundagian.
Ruang Pengenalan: koleksi heraldika, numismatika, dan historika.
Ruang Budaya Kalimantan Barat.
Perkawinan Suku Bangsa Dayak Taman.
Ruang Budaya: koleksi kebudayaan Dayak.
Ruang Budaya: koleksi kebudayaan Melayu
Pengantin Melayu Pontianak.
Ruang Budaya: koleksi kebudayaan Cina.
Ruang Keramik

Terdapat beberapa kekurangan yang kucaat. Pertama, mungkin karena sepinya pengunjung, museum ini terasa seram, terutama jika hanya sendirian berkunjung. Menurutku, mungkin ada baiknya jika pencahayaan museum ditambah dan ditambahkan musik yang lembut dan tenang agar pengunjung lebih menikmati.

Kekurangan lainnya ada pada penyejuk udaranya. Meskipun sudah cukup sejuk, namun tidak begitu merata. Ada beberapa sudut yang udaranya terasa agak hangat. Aku tidak tahu apakah karena jumlah penyejuk udaranya kurang atau memang disengaja untuk penghematan energi.

Kekurangan yang agak fatal menurutku adalah kesalahan terjemahan Bahasa Inggris pada papan keterangannya. Banyak kutemukan kesalahan penggunaan kosakata Bahasa Inggris yang mungkin bisa ditertawakan wisatawan asing yang berkunjung.

Namun, secara umum, dibandingkan kunjunganku dulu yang entah berapa tahun yang lalu, kondisi museum satu-satunya di Pontianak ini sudah jauh lebih baik. Koleksi-koleksinya tertata dengan baik dan rapi. Ruangan dalam museum juga sudah dilengkapi penyejuk udara, sehingga tidak lagi hangat. Pencahayaannya pun sudah jauh lebih baik, tidak lagi gelap. Museum Kalimantan Barat kini sudah jauh lebih visitor-friendly (bersahabat bagi pengunjung), sangat cocok bagi wisatawan yang ingin mengetahui kebudayaan etnis di Kalbar secara singkat dan cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar