Logo Maskot Kalbar dan Perancangnya |
Tentu banyak yang mengenal logo di atas. Logo maskot Provinsi Kalimantan Barat tesebut banyak ditemukan sebagai hiasan di berbagai bangunan di Kalimantan Barat, seperti pada tugu, gapura, gedung, rumah, ataupun pada umbul-umbul. Logo tersebut juga umum ditemukan pada kerajinan tangan khas Kalbar yang banyak dibeli wisatawan sebagai cendera mata. Namun tak banyak yang tahu bagaimana sejarah logo tersebut dan siapa perancangnya.
Adalah seorang budayawan bernama Abdul Halim Ramli yang merancang logo tersebut. Ia menuturkan bahwa, enggang gading ditetapkan sebagai maskot Kalbar setelah melalui perdebatan panjang di DPRD Kalbar pada tahun 1988. Enggang gading kala itu harus bersaing ketat dengan ikan arwana merah dan burung ruai. Enggang gading dan tengkawang tungkul pun akhirnya ditetapkan dan disahkan dengan SK Mendagri No. 4 Tahun 1989. Namun hingga tahun 1992, tidak banyak yang mengenal bagaimana rupa dan wujud burung enggang gading, bahkan petinggi-petinggi Kalbar sendiri banyak yang tak tahu wujudnya. Ia tidak ingin masyarakat hanya tahu namanya, namun tak tahu wujudnya. Inilah yang memotivasinya untuk memvisualisasikan maskot Kalbar.
Motivasi ini diperkuat setelah pada Pawai Pembangunan Daerah di Pontianak pada tahun 1991, konvoi Dinas Kehutanan menggunakan burung enggang badak sebagai hiasannya, yang dikira sebagai enggang gading. Ini bukanlah hal sepele, karena enggang badak atau yang disebut juga burung kenyalang merupakan simbol dari Negeri Sarawak, Malaysia. Meskipun sekilas mirip, enggang badak dan enggang gading memiliki perbedaan mencolok pada tanduk di kepalanya serta pada bulu ekornya. Menurutnya, jikalau orang Dinas Kehutanan saja tidak tahu, apalagi masyarakat awan. Kejadian ini sempat dikritik oleh mahasiswa Universitan Tanjungpura dan dimuat di koran Akcaya (kini bernama Pontianak Post).
Kiri: Enggang Gading (Rhinoplax vigil) Kanan: Enggang Badak (Buceros rhinoceros) |
Halim mengaku telah lama menunggu, berharap ada orang yang memasyarakatkan wujud enggang gading, namun tak ada seorangpun yang melakukannya. Ia pun berinisiatif untuk melakukannya sendiri, walaupun dengan sedikit kenaifan dan kekurangannya. Salah satunya adalah ia sendiri tidak pernah melihat wujud enggang gading secara langsung. Untuk itu, ia pun mencari referensi mengenai enggang gading, dan menemukannya dalam buku "Mengenali Binatang-Binatang Kita" yang diterbitkan Jabatan Kehutanan Sarawak tahun 1985.
Akhirnya jadilah juga logo maskot yang umum dikenal sekarang, berupa burung enggang gading yang mencapit bunga tengkawang tungkul, yang dipadu dengan motif dayak pada bulunya. Logo ini dipamerkan pertama kali di Pameran Seni Rupa di Taman Budaya Pontianak pada Februari 1993. Logo ini pun menarik minat Gubernur Kalimantan Barat saat itu, Aspar Aswin yang kemudian meresmikannya sebagai logo maskot Kalbar.
Satu-satunya kekurangan dari karyanya, menurut Halim, adalah hingga umurnya kini yang sudah 64 tahun, ia tak pernah sekalipun melihat enggang gading secara langsung di alam liar. Ia telah berkeliling ke berbagai hutan dan daerah di Kalbar, namun yang pernah ia temukan hanyalah enggang badak, bukan enggang gading.
Sumber: Pontianak Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar